Mari Saling Berbagi

VARELLIN PRA VTRA

Free Website Translation

MELURUSKAN PANDANGAN TASSAWUF PHOBI

Peran sufisme pada jantung dunia Islam seringkali tidak dipahami dan tidak diakui oleh sebagian orang Islam sendiri. Bahkan tidak jarang muncul isu yang dilontarkan oleh sebagian orang yang melecehkan ajaran tassawuf, yang menuduhnya sebagai ajaran mistik (klenik), dan dianggapnya sebagai penyebab pengangguran, kemalasan, dan kejemuhan, serta dikatakannya merupakan tindakan pelarian dari kenyataan hidup.

Suara-suara minor semacam itu jelas tidak mempunyai landasan yang benar, lagi bisa menyesatkan. Bahkan tokoh-tokoh sufi seperti Amir Abdul Qadir Al Jazairy, Sayid Ahamad Syarif As Sanusy, disatu pihak mereka adalah guru tarikat, dipihak lain mereka berperan sebagai pejuang-pejuang bangsa.

Sungguh, sikap hidup kesufian amatlah kaya dengan nilai-nilai kejuangan, dan diperkaya dengan contoh-contoh keteladanan yang harum tentang keberanian, keikhlasan, dan keridhaan, serta greget perjuangan tokoh-tokoh sufinya. Misalnya, syaikh Abdul Qadir Al Jailani telah mampu terus menerus melakukan dakwah dan jihad selama lebih dari setengah abad di tengah lingkuangan kehidupan yang penuh dengan kemunafikan, kediktatoran dan ketidak adilan. Kehidupan penguasa waktu itu yang diwarnai dengan gaya hidup mewah dan bersenang-senang dikritik pedas dan terang-terangan oleh wali yang kaya dengan legenda ini

Bagaimana mungkin dikatakan bahwa tassawuf merupakan lambang kepasifan dan kemalasan, kalau disana banyak contoh kejuangan dan patriotisme para tokoh sufi dan pengikut-pengikutnya. Kalau kemudian di dalam organisasi tassawuf terdapat kasus-kasus kecil tentang penyimpangan oleh beberapa orang pengikut tarikat, maka hal itu jangan dijadikan alasan untuk menggeneralisir dan menafikan kebaikan-kebaikan kaum tassawuf. Dan kalau tetap saja banyak orang atau suatu golongan yang beranggapan tak ada keistimewaannya menerima ajaran tassawuf, sebab menurut mereka keimanan yang benar saja cukup, itu adalah kerena kejahilan dan kesombongan mereka semata.

Dalam konteks tassawuf Phobi ini khasanah kisah-kisah sufisme ada cerita : seorang pemuda yang begitu sengitnya mencemooh tokoh sufi Zun Nun Al Misri dan tarikatnya. Sesudah pemuda itu puas melampiaskan kebenciannya, Al Misri melepas cincin dari jarinya dan berkata "Bawalah cincin ini kepasar, gadaikanlah dengan harga satu dinar saja"

Pemuda itu hera, namun cincin itu diterimanya jua dan dibawa kepasar. Ia menawarakannya kepada para pedagang, dari penjual buah sampai penjual makanan. Tak seorangpun melirik apalagi tertarik. Lalu dengan wajah cemberut pemuda itu kembali kepada Al Misri, "Engkau membohongi saya, cincin ini tidak berharga."
Jawab Al Misri, "Jangan marah dulu, sekarang juallah cincin ini keahli permata. Tawarkan dengan seribu dinar."
Tentu saja pemuda itu menjadi gusar. Tetapi rasa ingin tahunya membuat ia menuruti perintah sang sufi. Dan sungguh mengherankan, ternyata para pedagang permata berebut untuk membeli permata itu. Pemuda itupun takjub, dan bergegas mendatangi Al Misri dan berkata, "Mereka bersaing untuk membelinya."
"Nah," kata Al Misri. Orang tidak akan mengetahui suatu benda berharga atau tidak jika ia belim mengenalnya. Bagaimana mungkin kamu berani mencaci pra sufi dan ilmu tassawuf, kalau kamu belum tahu isinya? Pelajari dulu baik-baik, baru tentukan pendapatmu. Itulah sikap orang bijak."

Dan dalam kitab lain dari khasanah tassawuf pernah dituturkan, bahwa salah seorang murid dari sufi yang sangat terkenal, Muhyiddin Ibnu Arabi suatu hari datang menghadapnya dan berkata, "Banyak manusia telah mengingkari kita, guru, dan mereka menuntut bukti atas kebenaran ilmu-ilmu kita. "Jawab Ibnu arabi, "Sekiranya orang menuntut pembuktian atas kebenaran ilmu rahasia Ilahi, katakan padanya: apa bukti atas manisnya madu? Pasti dia akan menjawab, bahwa bukti pengetahuan atas manisnya madu hanya dapat diperoleh dengan merasakannya sendiri. Maka, katakanlah, begitu pun dengan ilmu ini."

Oleh karena itu, sikap yang bijak ialah kita tidak perlu saling menyalahka. Bagi mereka yang dikaruniai Allah kemampuan mengurus kemaslahatan umat dalam masalah keduniaan tidak usah menyalahkan seorang yang intesitas amaliahnya lebih menekuni ubudiyah kepada Allah dan membimbing umat untuk menjalani tarikat. Begitu pula, mereka yang mementingkan hanya urusannya dengan Allah dan berlaku zuhud, tidak perlu menjelek-jelekkan orang yang sibuk mengurusi kepentingan umat, yang tentu banyak menyita perhatian kepada urusan dunia.

"Percik Percik Kesufian"
Wallahu A`alam

0 komentar:

Posting Komentar

SMS Gratis

KOMPI-MU

IP

LABELS

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

TUKAR LINK

Mari Saling Berbagi

BANNER SOBAT

Kolom blog tutorial
Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free!
Free Code Script
trik yuwie
kumpulan blog tutorials
moslem03plp.BLOGSPOT.COM
TvQuran
Hak Cipta Dilindungi Allah SWT
©2009 Varellin-Blogger